Jumat, 02 Maret 2012

Karena Aku Menganggap Kita Saudara


Manusia diciptakan berbeda supaya saling mengenal. Hal ini yang mendasari prinsipku bahwa untuk bisa mengenal baik seseorang tidak harus memiliki kesamaan terlebih dahulu. Bukankah perbedaan itu rahmat? Aku sangat sepakat dengan statement itu. Karena berbeda maka kita saling melengkapi.

Guruku di bimbel pernah berkata kepada seorang temanku yang ragu untuk memilih universitas di luar pulau karena alasan tidak memiliki saudara di sana. Maka yang beliau katakan adalah, “kalo ga’ punya saudara, berarti cari saudara”. Dan kalimat itu benar-benar melekat di kepalaku sampai saat ini. Ada orang yang berkata berteman itu tergantung kecocokan, entah cocok karena punya hobi yang sama, punya kebiasaan yang sama atau kesamaan-kesamaan lainnya. Namun bagiku, hubungan pertemanan itu dapat terjalin lebih karena kesiapan untuk menerima teman kita apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Misalnya, kita adalah orang yang sangat suka dengan sepak bola, lantas kita dipertemukan dengan orang yang tidak begitu suka dengan sepak bola atau bahkan anti dengan sepak bola. Toh, hubungan pertemanan tetap dapat terjadi ketika kita “berniat untuk berteman dengannya” dan menerima dia apa adanya. Ah, aku lebih suka menyebut “berniat untuk bersaudara dengannya”. Karena ada energi lebih di dalamnya, memotivasi diriku untuk berprasangka baik dan mencintai saudaraku itu dengan setulusnya. Walaupun aku dan dia berbeda. Walaupun kesukaannya dan kesukaanku berbeda. Walaupun pemikirannya dan pemikiranku berbeda. Aku akan berusaha menerima saudaraku dengan sebaik-baiknya. Pun seperti itu yang aku harap darinya, dapat menerimaku apa adanya. Walaupun aku dan dia berbeda.

Perbedaan itu indah. Seperti warna pelangi. Tentu pelangi tidak akan sedemikian indah ketika hanya didominasi oleh satu warna. Pelangi menjadi indah karena berwarna-warni. Pelangi menjadi indah karena perbedaan warna yang menyusunnya. Aku merasa beruntung bisa mengenal teman-temanku. Ah tidak, sekali lagi aku lebih suka menganggap kalian semua--orang-orang yang telah kukenal dan telah mewarnai hidupku--sebagai saudara. Tidak bisa kusebutkan satu persatu. Masing-masing dari kalian telah mengajarkan banyak arti kehidupan. Dan berusaha kurangkum dalam ingatan, setiap kebaikan yang kuterima dari kalian.

Maka saat ini izinkan aku memanggilmu “saudaraku”. Saudaraku, karena rasa cintaku kepadamu maka ada kalanya aku merasa kesal karena sikapmu yang kadang menyakiti hatiku. Ada kalanya pula aku mengingatkanmu karena ingin kau mendapatkan yang terbaik. Kemudian apakah kau tahu apa yang kuinginkan? Tidak lebih, kecuali yang terbaik untukmu. Aku bisa mengerti jika terkadang kau merasa kesal kepadaku, entah karena kesalahanku atau karena maksud baikku yang tidak bisa kau mengerti. Aku minta maaf atas semua kesalahanku, aku minta maaf jika telah menyakitimu. Maka ingatkan aku wahai saudaraku, jika aku berbuat kesalahan. Jika aku telah membuatmu sakit hati. Aku menganggapmu sebagai saudaraku, maka anggaplah aku sebagai saudaramu. Ceritakan kepadaku kegembiraanmu, kekesalanmu, maka aku akan dengan senang hati mendengarkan ceritamu.

Saudaraku, ketika kita ditakdirkan untuk dipertemukan, maka ada masa kita dipisahkan. Namun jalinan persaudaraan ini akan terus berlanjut hingga ketetapanNya yang memisahkan kita. Uhibbukum Fillah. Aku mencintai kalian karena ALLAH.

(^.^)

-----------------------------------------------------------------------------

Kalaulah saudara kita tidak bisa menjadi pohon rindang yang meneduhkan, bisa jadi dia adalah rumput lembut yang menjadi pijakan agar kaki kita tidak tergores tajamnya kerikil.

Kalaulah saudara kita tidak dapat menjadi yang terbaik menurut pandangan kita, biarkanlah dia menjadi yang terbaik bagi hatimu dan ibadahmu.

“Sesungguhnya karena rahmat ALLAH lah persaudaraan itu menjadi indah”


#####

begitulah seorang sahabat menandaiku dalam sebuah note di facebook.. mengharukan, membuat diri ini menghela nafas panjang.. aahh saudariku.. kau ini begitu berharga..
tentang banyak rasa yang sudah terasa.. manis asin pahit semua ada.. senang, sumringah, terinspirasi, termotivasi, syukur, saling mengingatkan.. dan tak bisa dipungkiri pula, tentang marah, kecewa, luka, sedih, bahkan prasangka yang tak semestinya ada.. semua terangkum dalam satu episode indah penuh makna..
saudari-saudariku.. terimakasih telah mengukir warna dalam perjalanan hidupku.. terimakasih atas bunga-bunga ukhuwah yang telah bermekaran.. pasti ada hikmah di setiap peristiwa yang kita lalui bersama..

saudari-saudariku.. semoga ikatan ukhuwah ini tetap terjaga, dimanapun dan bagaimanapun.. semoga Allah senantiasa menjadi ujung dalam rangkaian cinta kita.. uhibbukunna fillah :)




2 komentar:

  1. kita diciptakan berbeda untuk saling mengisi dan melengkapi..... ^^

    BalasHapus
  2. iya mba Hana Nuraini.. betul sekali :)

    BalasHapus