Jumat, 15 Agustus 2014

Selamat Memaknai Hidup!






Bagaimana ini??? Entah bagaimana ia bisa menyembunyikan segala resah di hatinya. Senyumnya mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja. Tenang saja! Dia ini gila atau apa?? Ahh, nasibnya sedang di ujun tanduk. Tapi? Dia masih saja bersikap seakan tak ada kekhawatiran apapun. Biarkan saja! Biarlah, sepertinya ia hanya butuh suasana yg tenang saja. Ya Allaah...
Hari sudah mendekat. Keresahan itu semakin menguat. Senyum seakan terasa hambar. Mulai gelisah. Dan hati terasa begitu kasar. Apa yang terjadi? Sudah! Kau tak perlu bertanya. Jika kau mengerti kau pasti akan memahamiku. Lihat! Air matanya telah tumpah. Begitu deras. Terdengar sesenggukan sehingga suaranya terbata-bata. Suara? Apa yang ia katakan? Ia sedang mengatakan apa yang ia rasakan. Tapi.. ada yang ia sembunyikan. Bukan karena ia tak mau, namun kali ini karena tak ingin membebani. Biar kini ia yang merasa, bahkan menanggungnya.
Air mata belum mengering, masih mengalir deras, bahkan semakin deras. Ia hanya ingin merasakannya sendiri. Baginya ini adalah kesalahannya. Jadi, biarkan saja ia yang menanggungnya sendiri. Salah siapa??? Jika ia menyadarinya lebih awal maka tidak akan terjadi kejadian seperti ini. Sudahlah. Penyesalan selalu datang terlambat. Seharusnya ia sadar, ia telah mengecewakan. Sungguh mengecewakan!

Namun.. tersenyumlah hari ini. Setidaknya untuk orang-orang yang telah memberikan secuil bahagia dan menguatkan harapanmu. Hari ini...

============================================================

Penyesalan
Selalu datang terlambat
Kau pasti tahu bagaimana rasanya
Perih
Menyedihkan
Tapi kau perlu tahu
Jika ia tak datang terlambat, bagaimana kita akan belajar?
Kadang kita harus menghargai penyesalan
Agar kita semakin menghargai hidup
Agar kita semakin menghargai orang-orang yang mencintai kita
Agar kita semakin menghargai diri kita

Maka di usia mu yang sudah cukup dewasa ini. Dua puluh tiga tahun. Bermuhasabahlah. Mohon ampun atas segala dosa dan kelalaian yang telah kau buat. Astaghfirullahal’adziim...
Ya Allah Ya Ghofaar.. ampuni hamba-Mu yang kerap lalai ini. Hamba penuh dengan dosa. Ya Allah Ya Rohman Ya Rohiim.. sungguh aku mengharap kasih dan sayang-Mu. Tanpa kasih sayang-Mu aku tak kan mampu menghadapi semua ini dengan tegar, dengan senyum penuh keyakinan. Ya Allah.. tiada kata terhenti kuucap dan kuharap pada-Mu. Semuanya terangkum indah dalam doa.

Selamat memaknai hidup!



Jalan Urip Sumoharjo V/188 Medono Pekalongan
14 Agustus 2014
21.00
Dengan penuh syukur..