Jumat, 30 Desember 2011

Penting Nggak Penting

Penting??
Nggak..
Nggak Penting??
Penting..

Ahh penting nggak penting yang penting nulis ajaaa..

tau nggak sih kenapa pelangi yg tampak itu cuma sebagian?
karena sebagiannya lagi aku temukan di wajahmu..
#plaaaakk.. nggombal!
kata-kata ini aku copy-edit dari seorang kawan.. haha sedikit memecahkan kesunyian hati pada waktu itu, lumayan buat ketawa ketiwi..

memang ketawa itu perlu teman-teman, untuk sedikit melunakkan rasa, jangan tegang mulu, kalo tegang mulu nanti malah kesetrum. ketawa aja, ketawa nggak dilarang kok, asal mah gak ketawa ketiwi sendiri, ntar malah dikira gilaaaa!
seorang teman pernah nyeletuk, "ciyeee.. ceria banget sih bajunyaaa.. tapi kok halaman mukanya lecek gitu.. ganti halaman muka aja donk.." (wah ini mah nyindirrr!), dalem hati berkata "huh apaan sih, lagi bete gini, lagi pusing, kesel, bla bla bla..". haha yang dibilangin masih aja tuh manyun, diem tak mengeluarkan kata sedikitpun.. sang teman masih aja nggoda, "emmmm, senyum donk, kan manis kalo senyum. hayo hayo.." (apa lagi sih nih) sang teman tak berputus asa untuk menggoda, cari jurus lain!
ciiiiaaaaattt akhirnya bisa juga melunakkan hatinya, "jangan manyun donk, ayolah senyum, senyum itu bisa menenangkan hati.. apapun masalahnya jika kau bungkus dengan senyuman maka semuanya akan baik-baik saja, kau akan tenang dan damai"

CHEER UP!! ^^v




Minggu, 11 Desember 2011

Lalu Siapa...???

Bismillah…


Kalau bukan karena Allah, lalu siapa yang bisa menjamin jiwa ini masih hidup senantiasa. Juga nyawa ini masih lapang dalam melangkah. Kalau bukan karena Allah, lalu siapa?

Kalau bukan karena Allah, lalu siapa yang bisa memberi nafas dalam kesegaran. Juga memberi nikmat yang tak berpenghabisan, hingga kita pun tenang, tanpa kurang satu apapun. Kalau bukan karena Allah, lalu siapa?

Kalau bukan karena Allah, lalu siapa yang akan menutup aib-aib kita. Siapa yang mampu menyimpan segala dosa-dosa yang menggunung di dalam diri. Siapa lagi yang mampu menjaganya selain Allah? Kalau saja DIA tak melakukannya, pantaskah kita menghadapkan muka kita di kerumunan orang? sedangkan kita pun malu akan banyaknya dosa, ribuan lalai, hingga kotornya diri dalam keterpurukan Iman. Kita pun tak punya alasan untuk menenangkan hati dan jiwa, karena memang ia telah hitam pekat tak terkira. Kalau bukan Allah yang menutupinya, lalu siapa?

Kalau bukan karena Allah, lalu siapa yang mampu menghentikan duka dalam hidup kita. Menghapuskan lara yang sering sekali kita keluhkan di hadapan-Nya. kalau bukan karena Allah lalu siapa? Siapa lagi yang memberi kita kesempatan untuk memperbaiki yang salah, siapa lagi yang mampu memberi kita ruang untuk berpikir dan merenung atas segala khilaf kita selain Allah. Siapa lagi saudaraku? Siapa lagi, selain Allah?

Lalu… Jika semua ini karena kasih dan sayangnya yang berlimpah. Pantaskah kita lalai dalam mengabdi? pantaskah kita merasa kurang dalam rezeki? atau pantaskah kita merasa sempit sedangkan Allah telah memberi segalanya?

Jika memang kita merasa pantas. karena telah mensyukuri-Nya. Mari kita hitung apa-apa yang ada dalam diri kita.

Pantaskah diri kita disebut takwa, sedangkan seharian waktu kita, hanya menghadirkan Allah dalam segelintiran waktu yang begitu cepat terasa?

Pastaskah diri kita disebut beriman, sedangkan kokohnya janji dalam syahadat kita tidak pernah terealisasi dalam langkah yang nyata lagi purna? Betapa masih banyak keluh juga rasa malas untuk tiap langkah ibadah dalam mengingat-Nya, betapa masih banyak sisa-sisa tenaga kita yang kita gunakan untuk meraih penggal takwa yang entah bisa dirasa di dalam diri atau tidak. Kita bukan hanya kurang, tapi belum berbuat apa-apa.

Lantas, dimana posisi kita? Dimana saudaraku… ?

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/12/16659/lalu-siapa/#ixzz1gDrBDoQF