Sabtu, 30 Juni 2012

Alhamdulillah Lengkap

29 Juni 2012
sekitar pukul 16.30
Berpetualang kembali dengan revi-ku yang setia menemani. Yap, berpetualang menyusuri jalur pantura menuju kota kelahiran. Namun tidak semulus jalan seperti biasanya, daerah Ngaliyan, macetnya masyaAllah, ternyata jalur dari arah lawan sedang diperbaiki sehingga jalur kiri penuh dengan dua arah kendaraan yang lewat. MasyaAllah kesabaran benar-benar diuji. Hampir 45 menit terperangkap dalam macetnya Ngaliyan. Berefeklah masuk kabupaten Kendal pas maghrib. Sempet terucap di dalam hati, "ya Allah, udah maghrib baru nyampe Kendal, baru kabupatennya lagi, nyampe rumah jam berapa ini?", sempet ketar-ketir karena hampir seluruh perjalanan ini akan ditemani dengan gelapnya malam dan hiruk pikuknya kendaraan bermacam-macam, dari motor sampe truk gandeng, belum lagi jalan yang belak-belok dan naik turun. "Hey!! bukannya kamu udah biasa temenan sama truk gandeng? bukannya tiap kali pulang-pergi bareng?" hatiku berbisik demikian. Tapi ini kasusnya beda, biasanya pagi atau sore, atau gak malem tapi udah nyampe Batang kota yang cukup 20 menit udah nyampe rumah, lah ini baru nyampe Kabupaten Kendal. "Tenang tenang, ya Allah lindungilah perjalanan hamba", hatiku berbisik lain menenangkan.

Alhamdulillah, perjalanan lancar, nyampai rumah sekitar pukul 19.30. Tiga jam! yah nggak papalah sekali-kali begini ^^. Alhamdulillah udah nyampe rumah dengan selamat.

Di rumah.. my sweety home.. alhamdulillah lengkap, nggak biasanya lengkap, kurang satu my brother, momen seperti ini semenjak dua tahun yang lalu begitu jarang ditemui, biasanya ada saat momen akhir Ramadhan dan Idul Fitri. Alhamdulillah ya Allah. My father, my mother, my brothers and my sisters.

30 Juni 2012
Bermain, bercanda, tertawa bersama dengan adik-adik.
Melihat senyum polos bahagia tiga adikku yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar saat bercerita UAS mereka mendapat rangking lima besar.
Bercerita, mendengar nasihat dari orang tua.
Bercerita dan mendegar cerita dua adikku yang sudah remaja.
Ternyata semua sudah berubah, waktu memang sudah berjalan begitu cepat. Perubahan adalah sebuah keniscayaan, namun perubahaan yang lebih baik adalah pilihan. Dan aku melihat cahaya terang itu.

Ya Allah Ya Robbana, Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang, lindungilah kami, berkahilah kami, sehatkanlah kami, lancarkanlah rizqi orang tua kami, lancarkanlah urusan kami, perkuatlah ikatan kami, jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Mu. aamiin..


@ FARRA's home
sebuah rumah sederhana


Jumat, 22 Juni 2012

Pernahkah Anda Menangis???

Pernahkah anda menangis?

Jika menangis, apakah puncak dan sebabnya?

Menangis adalah fitrah manusia tetapi sebab tangisan akan memberikan harga dan nilai tersendiri. Allah yang menciptakan ketawa dan tangis. Banyak air mata mengalir di dunia ini.

Sumbernya dari mata, mengalir ke pipi terus jatuh ke bumi. Mata itu kecil namun ia tidak pernah kering. Ia berlaku setiap hari tanpa putus-putus. Seperti sungai yang mengalir ke laut tidak pernah berhenti. Kalaulah air mata itu terkepung, seperti air hujan, banjirlah dunia ini.

Menurut Ibnul Qayyim ada beberapa jenis tangisan antaranya ialah:

1. Menangis kerana kasih sayang dan kelembutan hati.
2. Menangis kerana rasa takut.
3. Menangis kerana cinta.
4. Menangis kerana gembira.
5. Menangis kerana menghadapi penderitaan.
6. Menangis kerana terlalu sedih.
7. Menangis kerana terasa hina dan lemah.
8. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
9. Menangis kerana mengikut-ikut orang menangis.
10. Menangis orang munafik yakni pura-pura menangis.

Ada jenis tangisan nampak biasa sahaja tetapi air mata yang mengalir itu dapat memadamkan api neraka. Ini disahkan oleh Nabi SAW dalam satu hadis.

Rasulullah bersabda, maksudnya:

“Tidaklah mata seseorang menitiskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir ke pipi maka wajahnya tidak akan dikotori oleh debu kehinaan, apabila seorang daripada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan dirahmati. Tidaklah ada sesuatu pun yang tak mempunyai kadar dan balasan kecuali air mata. Sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka.”

Tangisan yang dimaksudkan ialah tangisan kerana takut kepada Allah. Menangis kerana menyesal atas kesalahan dan dosa, malah tangisan takut kepada azab Allah sangat bernilai di sisi-Nya sehingga air mata itu boleh memadamkan api neraka.

Salman al-Farisi r.a berkata, sahabat-sahabatku menangis atas tiga perkara, yaitu: Berpisah dengan Rasulullah dan kalangan sahabat. Ketakutan seorang yang perkasa ketika melihat malaikat Izrail datang mencabut nyawanya. Aku tidak tahu sama ada aku akan diperintahkan untuk ke syurga atau neraka.

Ada juga jenis air mata yang tidak bernilai di sisi Allah, malah kadangkala mendapat kemurkaan Allah. Antaranya menangis tengok filem Hindi serta menangis sehingga meratap dan memukul badan, malah merobek pakaian apabila ada kematian.

Tanda air mata rahmat sebagaimana diterangkan Rasulullah SAW:
Jagalah mayat ketika kematiannya dan perhatikanlah tiga perkara, yaitu.
1. Apabila dahinya berpeluh.
2. Air matanya berlinang.
3. Hidungnya keluar cecair.

Simpanlah air mata tangisan itu semua sebagai bekalan untuk menginsafi segala kecuaian yang melanda diri, segala dosa berbentuk bintik hitam yang menggelapkan hati hingga sukar untuk menerima hidayah dari Allah SWT. Justru, serulah air mata itu daripada persembunyiannya di sebalik kelopak mata, agar ia menitik, membasahi dan mencuci hati, sehingga ia putih kembali dan semoga ia dapat meleburkan dosa dan mendapat keampunan-Nya. aamiin.

Senin, 18 Juni 2012

Taujih_1

Saudaraku..
Jika mengalami cobaan sepanjang sungai hendaknya kesabaran seluas samudera
Jika memiliki harapan seluas hamparan hendaknya ikhtiar seluas langit yang membentang
Jika pengorbanan seluas bumi hendaknya keikhlasan seluas jagad raya
jadikan Allah sebagai sandaran, jadikan allah sebagai tujuan, dan jadikan Allah sebagai tempat berharap..


sebuah taujih dari seorang sahabat. Subhanallah, begitu mengena, begitu terasa hingga ulu hati..
menenangkan, menyejukkan, mendamaikan.. memang benar, Allah adalah segalanya. Dialah tujuan, tempat berharap dan memohon pertolongan..

Selasa, 12 Juni 2012

Dan Izinkan Aku Menangis Di Jalan Indah Ini

Izinkan aku menangis Ketika rasa bosan menyapa dan menghampiri di jalan nan indah ini, mungkin ini sebuah kejaran fluktuatif iman atau inilah sekumpulan mengudaranya uap yang dihasilkan dari luapan air kelalaian yang mendidih di atas api keluhan. Banyak pelajaran-pelajaran besar yang dapat kita peluk untuk dijadikan sebuah geliat teladan hidup.

Izinkan aku menangis sejenak bersama lantunan sendu tilawahku. Berusaha menemukan kembali sesuatu yang telah raib di dada ini. Kadang memang keterkesanan merupakan sebuah muwashafat jiwa yang berangkulan bersama kerja-kerja cita cinta yang agung.

Izinkan aku meneteskan air mataku di kala pertemuan-pertemuan syahdu dalam kebersamaan shalatku. Karena terkadang kita seperti berada di hutan belantara, tersesat terseok-seok mencari jalan keluar dari berbagai hembusan-hembusan ujian keimanan yang menerpa tak kenal waktu. Namun sesungguhnya pertolongan itu selayaknya begitu dekat ada di dalam shalat yang seharusnya jiwa dan raga yang berdiri tegap dalam menghamba sepenuh dan sebenar-benar penghambaan.

Ada sebuah titah untuk setiap insan, ada kebebasan yang ini diberikan kepada kita namun tak Cuma-Cuma karena ada bayaran yang harus kita keluarkan dari apa yang akan kita perbuat yaitu semua dibayar dengan senyum-senyum sumringahnya rasa syukur dan pertanggungjawaban kelak di pengadilan tertinggi di hadapan yang maha tinggi. Namun kebanyakan kita selalu menghilangkan kesadaran kita tentang pembayaran itu bak si pengutang yang lupa akan utangnya. Ada harga yang harus kita tunaikan atas segala anugerah yang menyertai sepanjang hidup ini. Dan bisa jadi inilah jalan indah yang mampu membayar karena inilah jalan yang berhakikat perniagaan yang paling dan sangat menguntungkan.

Masihkah aku harus menangis yang di dalamnya lekang bukan tangisan bersama derapan langkah menuju sang zat penggenggam jiwa ini. Bukankah di jalan nan indah ini akan banyak kita temui tangisan-tangisan memilukan jiwa. Namun sepertinya tak perlu kau rasakan kesakitan itu yang terlahir dari kesalahpahaman interaksi bersama para pejalan lain di jalan indah ini.

Namun hal penting yang harus kita bangun adalah terjaganya kita dan bangkit setelah menangis. Di jalan nan indah ini tak sejatinya bukan di isi oleh golongan hamba-hamba penikmat candu-candu ekslusifitas tertipu dalam ritual abadi mereka. Karena sang teladan ketika ia pernah di berikan semilir angin surga ketika melakukan perjalanan horizontal dan berlanjut dengan langkah vertikal di episode Isra mi’raj perjalanannya hanya sebatas waktu ketika bumi terlelap dalam selimut gelap dalam semalam saja. Sang uswah harus turun kembali ke bumi tempat dimana peperangan terus bergulir sampai akhir zaman. Ada tebasan pedang suci yang harus di ayunkan mengalahkan kekejian tingkah-tingkah keangkaramurkaan.

Dan di jalan yang indah ini cukuplah kita menjadi para penunggang kuda di siang hari dan menjadi rahib di malam hari. Terlahir untuk mensenyumkan hidup dan mati dan hidup lagi di alam kekal dengan senyuman kekal. Bergerak bersama semangat para pendahulu kita merekalah murid-murid berprestasi di sekolah tarbiyah Rasulullah generasi yang bercahaya menjadi mutiara generasi terbaik sepanjang jalan.

Selembut dan sebijak As Siddiq si pemandu pasca Rasulullah yang kelak posisinya paling dekat dengan Rasulullah di surga, setegas Umar sang perubah langkah periode dakwah terang-terangan yang kelak meminang bidadari edisi special, sepemalu Utsman yang malaikat pun malu padanya dan suami dari dua putri Rasulullah, seberani Ali karamallahu wajhah ketika mengayunkan sang dzulfiqor ia pun menjadi si pencicip pertama dan pelanggan sebuah telaga di surga. Ada juga sahabat yang matinya menggetarkan arrasy, Hanzalah yang jasadnya dimandikan malaikat, Ja’far yang kedua lengannya putus dan syahid kelak tangannya bersayap hijau sepasang sayap yang mampu membawanya melintasi pelosok keluasan surga, Bilal si mantan budak hitam yang suara terompahnya terdengar mendahului Rasulullah di surga, juga sang Azzahra si pemimpin wanita surga, dan banyak lagi yang lainnya. Maka terlahirlah kita menjadi muslim di mana di sinilah jalan indah akan kita mulai. Tumbuhlah menjadi generasi rabbani dan kelak mati bersama selimut kesyahidan.

Dan izinkan lah sejenak kita menangis teruntuk air matanya membasuhkan luka dan kotoran meluluhkan noktah hitam dalam kalbu. Maka bergegaslah menjadi paling militant dalam mengemban tugas ilahiyah bersama bekal warisan sang Rasul, mewarisi akhlak para nabi. Dan akhirilah tangisan-tangisan ketika kita terlahir ke dunia biarkan mereka yang kita tinggalkan menangisi kita namun kita menyunggingkan senyuman indah bersama getaran nafsul muthmainah di ujung kehidupan di dunia ini. Menjejakkan langkah-langkah terbaik di bumi dan melangitkan cita di tempat tertinggi dalam dekapanNya.

-------------------------------------------------------------------------------------

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2012/06/20974/dan-izinkan-aku-menangis-di-jalan-indah-ini