Selasa, 17 Juni 2014

Ijinkan Aku Berbakti *by Dhohar Mizan Amali

Ijinkan Aku Berbakti

perasaan baru kemarin,
aku menikmati harumnya minyak
kayu putih
hangatnya minyak telon.

perasaan baru kemarin,
kamu menggendongku menyayikan
belalang kupu-kupu
memapahku mengajari cara berjalan.

perasaan baru kemarin,
kamu memelukku saat aku bangun
dari mimpi buruk
menjagaku saat aku demam
bak malaikat yang selalu membuatku
tentram

kamu adalah pohon rindang
tempatku berteduh dari kejamnya sengatan
mentari
memetik buah cinta kasih
gunung yang tak pernah tidur menjagaku
telaga tempatku meminum seteguk
hikmah kehidupan

kini sekarang, umur memisahkan kita
dengan hampran luas samudra hindia
milik Ar-Rahman
untuk memetik selembar-dua lembar daun ilmu tuhan
menggali permata-permata Ad-Diin
mencari secuil-dua cuil syariat Illahi

maka dari itu,
izinkan aku mencoba membeli sorga telapak kakimu
di sisa umurku ini
dengan perangku melawan kebodohan
dengan semenit-dua menit doaku di sepertiga malam
izinkan aku berbakti,
dengan secuil ilmu yang ku miliki
dengan pangkat gelar sarjana yang paspasan
izinkan aku mengabdi,
dengan mengamalkan setetes ilmu yang ku dapat
dari bangku sekolah, pesantren dan universitas

walaupun aku tahu, baktiku belum mampu
membayar segudang kasih sayangmu,
didikan dan nasehatmu dulu



========================================

Puisi tulisan asli dari adek tercinta yg sedang menimba ilmu di sebuah negeri di Jazirah Arab, Yaman. Entah, aku merasa puisi ini pas banget dengan suasana saat ini. Sepertinya yang kita sedang merasakan hal yang sama. Seorang anak yang sedang berusaha keras untuk membuat ayah dan ibunya bangga. Bukan. Bukan materi. Bukan status. Atau bukan karena sekedar menyelesaian kewajiban. Bukan. Tapi karena rasa ini. Cinta seorang anak yang tidak cukup untuk membayar cinta orang tua kepada dirinya. Cinta mereka yang amat tulus. Kadang diri ini merasa tidak lah mampu memberi bahagia. Atau setidaknya membuat mereka tersenyum karena ku. Ya, sepertinya penyesalan hanya akan membiaskan ketidakberdayaan. Yang aku tahu aku hanya ingin terus berusaha, berdoa dalam setiap kesempatanku menghadap Rabb ku di setiap sujud ku pun di setiap sepertiga malamku. Di sisa umurku yang masih Allah berikan. Doaku penuh harap. Harap cinta-Nya terus tercurah, rahmat-Nya terus menaungi, rizki-Nya terus melimpah, pertolongan-Nya semakin dekat, untuk mereka dua malaikatku. Dan ijinkan aku ya Rabb, mampukan aku untuk menjadi kebahagiaan mereka, yang selalu ada di samping mereka kapanpun mereka butuhkan, mengusap pilu dan peluh mereka karena beratnya perjalanan, ya Rabb.....
Ya Rabb. Engkau Tahu bagaimana rasaku. Engkau Tahu tentang semua ini.. 


 23.45
@WLW Ungaran
Saat semua rasa ini mencapai klimaksnya