Senin, 18 April 2011

sebuah kisah...


Mungkin ini hanya sepotong episode yang mewarnai kehidupanku..
Sepotong episode yang mungkin terlalu cepat untuk diartikan..
Namun, bagiku sepotong episode itulah yang telah mampu memberi makna dalam potongan-potongan episode yang lain.. dan ia pun mampu menguraikan keindahan dari setiap warna pelangi.. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.. ku yakin semuanya indah..
Ya, sepotong episode itu...
(sepertinya agak geje yah, hehe ^^, but never mind, tak apalah sekali-kali ^^)
Sebuah perjalanan, dari sisi dzohir, mungkin terlalu singkat. Namun dari sisi ma’nawi, terlalu panjang (hehe lebay) untuk diuraikan dan diungkapkan.
Waktu itupun tiba, 9 Desember 2009.. akupun dituntut untuk lebih memahami segalanya, menjadi tokoh sentral dalam sebuah small family. Bertemu dengan mereka, mungkin awalnya aku tak tahu harus bersikap seperti apa. Yang ku tahu aku cukup harus belajar saja, begitu pula bagi mereka, cukup sebatas itu. Hari demi hari berganti kurasakan fenomena yang sungguh luar biasa. Kutemui teladan itu, kutemui rasa rindu untuk berjumpa, dan akhirnya kurasakan sebuah small family full ukhuwah..
Subhanallah skenario Allah itu, memang rencana Allah itu jauh lebih baik dari rencana hamba-Nya (pastinya). Ukhuwah yang terbina atas izin Allah telah menancap dalam hati. Aku, dia dan mereka, beserta teladannya, senyumnya, tawanya, gelisahnya, sedihnya, tangisnya dan semangatnya.
Kini tibalah hari jumat, 12 November 2010. Lagi-lagi skenario Allah lebih berkuasa. Sebuah dinamisasi memang diperlukan dalam mewarnai kehidupan. Sedikit galau, sedikit merasa kehilangan. Itulah yang mungkin dirasakan. Karena kita sedang bebicara tentang perasaan, tentang hati manusia, yang begitu lembut dan memiliki sensitifitas yang cukup tinggi. Bagiku itu wajar saja, asal tidak menempatkannya pada posisi tertinggi sehingga lupa bahwa inilah takdir dari Allah, skenario Allah yang pasti indah pada waktunya.
*teruntuk seseorang yang luar biasa, yang telah membuatku lebih mengerti.. jazakillah khoir atas pelajarannya.. ^_^
*teruntuk saudari-saudariku yang telah memberi warna dalam perjalanan tak lebih dari satu tahun, dalam ukhuwah yang mempesona, dalam ikatan yang insyaAllah kuat karena tujuan kita yang sama, Allah ghoyyatuna.. jazakunnallah khoir, dan ‘afwan jiddan jika pernah tidak mengenakkan hati.. semoga tetap istiqomah, tetap tersenyum, semoga menjadi muslimah yang semakin berkualitas.. ayo, ditunggu, siapa yang dapat piala pertama??? Hehew ^_^
Satu buku sudah habis untuk menulis.. hmm, sudah waktunya untuk mengganti dengan buku yang baru. 21 November 2010. Buku baru sudah kudapati.. mulai ku menulis lagi melanjutkan sebuah episode yang sedikit tertunda.
Lima orang muslimah membangun peradaban, amiin.
(Ya, muslimah membangun peradaban. Istilah ini aku ambil saat kultum yang disampaikan oleh salah seorang ukhti.. inspirasi yang luar biasa ternyata ukh ^^)
On the first time. Sudah terbiasa sebenarnya dengan mereka. But ini dalam suasana berbeda. Kumpulan orang-orang melankolis yang memiliki karakter masing-masing sebenarnya. Melankolis koleris, melankolis sanguinis, atau apalah itu istilahnya aku tak peduli. Pertemuan pertama itu, pada sebuah pagi yang sejuk, di sebuah masjid. Senyum sumringah nan menawan tersungging oleh setiap aku dan mereka. Merasakan kehadiran keluarga baru yang akan mewarnai kehidupanku ke depan.
Ukhuwah fillah, ya ukhuwah itu yang harus dibangun. Ukhuwah yang muncul karena hanya Allah yang menjadi tujuan. Ukhuwah dimana kami saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah. Sekali lagi, karena Allah.
Perjalanan ini tak akan berakhir, inilah proses belajar kawan.. rasakan indahnya.. indahnya berukhuwah untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq..
Biarkan persaudaraan kita mengalir seperti air yang menyejukkan, atau udara yang melegakan, atau bumi yang mengokohkan, atau api yang menggelorakan. Biarkan ia tumbuh seperti benih yang tersemai dan bunga-bunga yang bermekaran. Bukan sekedar bahagia, tapi bersama meraih surga..
Sungguh tiap mukmin bersaudara. Ukhuwah tak perlu diperjuangkan, tak perlu. Karena ia hanya akibat dari iman. Karena saat ikatan melemah, saat keakraban merapuh, saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan, saat pemberian bagai bara api dan saat kebaikan justru melukai, yang rusak bukanlah ukhuwah kita. Hanya iman kita yang sedang sakit, atau menjerit..
Aku tahu saudariku, aku bukan manusia sempurna yang mampu memahamimu seutuhnya, aku hanya seseorang yang sedang belajar untuk memahamimu..
Dalam doaku, saudariku, semoga ukhuwah kita di dunia ini berlanjut di akhirat kelak.. amiin.
Syukron jazakunnallah khoir li akhwati fillah rohimakunnallah atas kebersamaanya dan atas segala yang penuh arti.
Ana uhibbukunna fillah ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar