Selasa, 02 Agustus 2011

sahabat, lalu harus apa lagi?

sahabat,
jika memang kata sudah tak mampu menembus tembok hati yang sudah keras, lalu harus apa lagi?
sahabat,
jika senyum yang hadir justru dilempar ke ujung kekosongan ruangan hati yang tidak pernah tersentuh, lalu harus apa lagi?
sahabat,
jika kata maaf dengan ketulusan hati kini menjadi sebuah kata yang sungguh bosan untuk didengar entah mengapa, lalu harus apa lagi?
sahabat,
lalu harus apa lagi?

sahabat,
sepertinya kau begitu lelah dengan hatimu, hingga kini telah terasa kepingan-kepingannya, membuat perih.. sungguh perih..
dan kini perih tak lagi bekerjasama dengan air mata, namun bekerjasama dengan tawa. entah mengapa. tapi aku masih bisa melihat kepingan itu, dan akupun perih..

sahabat,
apa yang terjadi?
sempat ku ingin menerka, dari kata-kata "berapi" yang kau tuliskan. jika kau tahu, saat aku membacanya aku tak tahu merasakan apa, seakan hati ini tertusuk oleh jarum kecil yang panas. butir-butir hangatpun menetes.
dan lagi, aku mencoba menerka, tentang sebuah kesendirian. tentang sesuatu yang dianggap suatu "tuntutan". mungkinkah? ya Allah.. hanya Allah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hamba-Nya..

sahabat,
lalu kenapa aku?
kenapa kau lemparkan "api" itu padaku?
sangat panas, begitu terasa..

sahabat,
tidakkah kau ingat tentang kita?
tentang ukhuwah yang telah terjalin sejak hampir dua tahun yang lalu. kau begitu bersemangat dalam "lingkaran" waktu itu. kau yang begitu bersemangat dalam menggali ilmu. kau yang mempercayaiku untuk mendengar keluh kesahmu. kau yang selalu kuat meski sebenarnya kau tak sekuat itu. kau sungguh luar biasa. dan kita, bukankah kita pernah menangis bersama???

sahabat,
tak ada seorangpun yang menginginkan yang terburuk untuk sahabatnya. pastilah menginginkan yang terbaik. dan aku mendoakanmu semoga Allah senantiasa memberikanmu yang terbaik, jalan yang terbaik.
katakanlah, jika kau ingin meluapkan semuanya..
menangislah, jika itu membuatmu lega..

aku, dan mereka, kita semua ada disini untukmu.. janganlah merasa kau sendiri.. sesendiri bagaimanapun yang kau rasakan, masih ada Allah yang selalu menemani-Mu..
aku kirimkan maaf yang tak terhingga dari seluruh rongga hatiku. uhibbuki fillah..

semoga Allah menyampaikan isi hatiku yang belum sempat terucap padamu..


@ tempat kelahiran
Ramadhan ke-2..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar