Selasa, 24 November 2015

Titip Rindu pada Angin

Duhai malam, bersama angin yang semilir. Aku hanya ingin menitipkan rindu, untuk mereka yang jauh di sana. Mereka yang telah menjadi bagian episode terindah sepanjang masa.

Duhai malam, kau begitu tenang. Namun anginmu terus bertiup kencang. Mungkinkah ia mampu menyampaikan salam rinduku? Rinduku sudah memuncak. Namun semua hanya tertahan dalam relung hati. Aku hanya takut jika rindu ini bertepuk sebelah tangan. 

Duhai malam. Kau menjadi temanku saat aku mencurahkan segala kisah rindu ini, kepada-Nya. Saat ketidakmampuan telah menguasai. Saat jari-jari tangan hanya mampu menuliskan pada berlembar-lembar kertas. Ya, kepada-Nya aku kisahkan.

Duhai malam. Maukah anginmu menyampaikannya? Maukah kau menemuinya? Lagi-lagi aku hanya bisa meminta. Meski isak ini semakin mengguncangkan dada. Meski tetesan-tetesan itu telah membanjiri muka. Karena aku percaya, jiwa ini masih setia mencinta.



Ya Rabb, sesungguhnya Engkau Tahu bahwa hati ini telah berpadu, berhimpun dalam naungan cinta-Mu. Bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syari'at dalam kehidupan. Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya. Terangilah dengan cahaya-Mu yang tiada pernah padam. Ya Rabbi, bimbinglah kami...

Ya Rabb... apa yang lebih indah dari persaudaraan dalam naungan cinta-Mu? Mereka yang kurindui. Saudari-saudariku yang kucintai karena Allah. 



@Kamar WA, ABSP
Di malam entah kapan,
tak terhitung berapa kali saat rindu hadir membuncah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar